Rabu, 06 Desember 2017

Belajar dari Zanith: Parenting Anak dengan Down Syndrome




Berbicara tentang menjadi orang tua, maka akan banyak unsur yang bisa kita kaji lebih dalam, mulai dari psikologi perkembangan, pergeseran peran; pendidikan anak; pendidikan di dalam keluarga; komunikasi; pengelolaan emosi; dan banyaaaaaak hal penting lainnya.

Pada blogpost kali ini, saya menuliskan banyak pelajaran yang saya dapat dari adik kelas saya semasa kuliah S1 dulu. Beberapa kali keep in touch melalui media online (facebook & whatsapp). Saling follow satu sama lain dan bisa dibilang mengikuti kehidupan satu sama lain melalui sosial media.

Zanith bersama Aka & Ara 


"Nama sosok hebat teman kita belajar kali ini adalah Lianita Zanith (saya biasa memanggilnya Zanith), seorang ibu dari anak yang spesial yang bisa kita panggil Aka, bocah luar biasa yang mengalami Down Syndrome (DS)."  


Here we go...


Menjadi orang tua di usia muda saja sudah cukup menantang, apalagi menjadi orang tua dari putra/i berkebutuhan khusus, tentu memiliki tantangan yang lebih dari biasanya.


zanith berbagi melalui FB nya tentang DS
Saya mengetahui bahwa Aka, putra pertama dari Zanith mengalami DS dari unggahan Zanith dalam akun media sosialnya. 

Menariknya (red. Kerennya) unggahan itu bukan bernada keluhan apalagi kemarahan pada ketetapan Tuhan, tetapi bentuk kesyukuran, kebahagiaan, dan spirit berbagi.

Saya merasakan, unggahan-unggahan berupa foto yang diberi caption informasi-informasi mengenai Down Syndrome ditujukan untuk menguatkan ibu-ibu lainnya yang mungkin bernasib sama dengannya. 

Jika ia mengaku itu sebagai salah satu bentuk untuk menguatkan dirinya sendiri, tapi sebetulnya di saat yang sama ia telah menguatkan, mengedukasi para orang tua, dan bahkan  mengajarkan bagaimana caranya menikmati takdir yang di luar dugaan dan harapan sebagai manusia.




Lalu apa sebenarnya Down Syndrome itu?


Banyak yang menyamaratakan down syndrome dengan autisme, padahal sama sekali berbeda. Ada yang sampai hati menyebutnya “anak idiot”, padahal tidak selalu begitu. Ada juga yang menyebutnya anak kembar sedunia, karena anak-anak yang mengalami down syndrome cenderung memiliki wajah yang sama. Tapi itu pun belum bisa menjelaskan secara lengkap apa itu down syndrome.

Zanith menjabarkan secara gamblang tentang down syndrome yang dialami oleh Aka, bisa temen-temen cek melalui link ini: Apa itu Down syndrome

Dan saya pun menanyakan beberapa hal tentang bagaimana caranya Zanith melewati masa-masa sulit saat beradaptasi dengan kondisi spesial Aka, dan kehidupan parenting yang dijalaninya.

Temen-temen bisa cek obrolan lengkapnya di link berikut: Ngobrol bareng Zanith

Obrolan yang membuat saya speechless karena kagum akan ketenangan dan kekuatan yang dimiliki oleh Zanith. Dan secara lugas Zanith menyampaikan ke saya, bahwa kuat atau tidak kuat itu pilihan. ketika seseorang memilih untuk kuat, maka kuatlah ia. Jika memilih untuk menyerah, maka terkadang yang harus menelan pil pahit kekalahan bukan hanya kita sendiri, tetapi juga mungkin orang-orang terdekat yang kita cintai.

Dari Zanith, saya belajar bahwa untuk menjadi orang tua, kita perlu:

➦Konsep menjadi orang tua


she said:
Saya ingin bukan menjadi ibu yg kebetulan (karena melahirkan Aka Ara), tapi saya ingin menjadi ibu betulan (untuk Aka Ara) mendampingi belajar mereka, mensyukuri segala kemampuan mereka, dan membuat mereka bahagia. Amin.

Kata: Ibu kebetulan Vs Ibu Betulan. See?
Tidak perlu berpanjang lebar saya menjelaskan, it’s bring a plentiful inspiration to be a good parent.

➦Senantiasa berbaik sangka dan berpikir positif


"setiap kekurangan berpasangan dengan kelebihan"
Yap, pada akhirnya pikiran kita akan sangat menentukan bagaimana sikap kita terhadap apapun. Ketika sudah berpikir bahwa sesuatu itu pasti memiliki kebaikan, maka kita tidak akan menunjukkan sikap-sikap yang merusak diri sendiri dan orang lain. Positive mind always direct us one step closer to be happy person.

➦Miliki ilmu dan terus belajar


Sepakat dengan Zanith, bahwa mengupgrade diri adalah suatu keharusan. Kelas seminar-seminar parenting, kelas belajar yang related dengan kehidupan keluarga, memang sudah seharusnya menjadi destinasi belajar para orang tua. 

Karena semakin kesini, zaman bukan semakin mudah untuk dilewati, tetapi semakin sulit dan menantang. Orang-orang yang siap dan memiliki perbekalan banyak yang akan bisa bertahan mengawal generasi-generasi selanjutnya.

So, keep learning para emak se-Indonesia...! at least gunakan sosial media untuk belajar, bukan untuk nyinyir apalagi curcol ya #ups.

➦Never ending “ikhtiar”


Ikhtiar berarti upaya aktif dan masiv untuk mengatasi segala kesulitan dan mengembangkan yang sudah ada. Ikhtiar sebagai orang tua bukan sebatas mencari uang atau nafkah materil, banyak hal yang perlu diikhtiari, semisal: mengasah diri untuk menjadi teladan bagi anak, mengatur cara bicara, mengendalikan emosi agar anak mendapat contoh yang baik dalam pengelolaan emosi, mengontrol gaya hidup, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, tanggung jawab orang tua, memang tidak ada liburnya. Setiap tingkah polah, ucap seucap, bahkan cara menatap dan menghela nafas, akan dipelajari dan dicontoh oleh anak.

➦Libatkan orang-orang yang ahli di bidangnya kala diperlukan


Dalam kesehariannya, Zanith kadang menemukan kesulitan yang tidak bisa ditangani sendiri. Melibatkan para profesional menjadi pilihan terbaik untuk berkonsultasi sampai memberikan treatmen-treatmen khusus. Untuk mengawal dan mendampingi pengasuhan Aka,Zanith melibatkan beberapa ahli terkait tumbuh kembang Aka, yaitu:

  • Dokter Tumbuh Kembang, Dokter Jantung Anak, Dokter Endokrin.
  • Persatuan Orang tua Anak Down Syndrome (POTADS)
  • Psikolog, Terapis, Guru (Saat Aka sekolah dan terapi).
  • Dosen jurusan Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia
  • Keluarga


Menurut saya, ini adalah contoh parenting yang sangat baik. Karena biar bagaimanapun, terlebih untuk beberapa kekhususan, kita tidak mungkin menyelesaikan semuanya sendirian. Para ahli atau pihak-pihak yang berpengalaman dan pengalamannya bisa dipertanggungjawaban, sangat direkomendasikan untuk didatangi untuk dimintai masukkan atau pandangannya. 

➦Selalu libatkan Allah SWT – Tuhan semesta alam.


Jurus pamungkas, setelah ikhtiar dan segalanya sudah  dilakukan. Terakhir, jangan pernah lepaskan sandaran kita pada Allah. Pasrah dan senantiasa mengharap pendampingan dan pertolongan setiap saat. Karena setiap orang tua memiliki harapan yang teramat banyak untuk anak-anaknya, tapi tetap harus ingat bahwa anak-anak bukan sepenuhnya milik kita. Ada Allah yang jauh lebih Maha Besar untuk menolongnya, bahkan ketika kita tidak bisa mendampinginya lagi.

**

Obrolan saya dan Zanith tentang Aka selengkapnya di: Ngobrol Bareng Zanith


Terima kasih banyak Zanith, Salam manis untuk Aka dan Ara di rumah. Sehat dan bahagia selalu Zanith sekeluarga.

Untuk temen-temen yang tertarik untuk upgrade tentang parenting, berdasarkan rekomendasi dari Zanith, temen-temen bisa akses informasi atau ilmu tentang parenting di link:
atau FB  CERIA Cerita Ibu dan Anak


2 komentar:

  1. Tiap anak istimewa, dan ibu yang kuatlah yang di titip Allah anak paling istimewa. Salam buat mba Zanith ya mba ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mbak Pita. Inshaallah saya sampaikan. terima kasih banyak :)

      Hapus